Aku Pulang

Bagaimanapun cerita ini berakhir, aku akan tetap mengingatmu sebagai orang yang mampu mencintaiku dengan sangat baik dan sempurna, yang membuat aku merasa utuh ditiap celahku dan tangguh dalam banyak hal. 

Tidak ada sebuah kebetulan, semua terjadi atas rencana semesta. Termasuk pertemuan dan perpisahan kita, maaf kalo aku adalah manusia terburuk yg pernah kamu temui, tapi seberapa banyak luka dari kamu, aku akan mengingatmu sebagai hal baik yang sempat semesta titipkan untuk aku.

Bila nanti di waktu senggangmu, kamu mengingatku dan apa yang pernah kita lalui di masalalu, hari dimana aku masih giat mencintaimu, masih selalu mengajakmu bertengkar diujung sambung telfon karna rindu, masih selalu ingin mendengar semua keluhanmu, kamu ingat ini aku melakukan itu karna aku hanya ingin memastikan rasamu masih sama, untuk esok, esok lagi dan seterusnya, maaf kalo caraku sangat egois waktu itu.

Pada hari itu, saat mata kita beradu dalam satu garis pandang yang sama, saat aku menyadari jatuh cinta pada senyum tipis diwajahmu, dan saat aku hanyut pada cerita masa kecil dan mimpi-mimpimu. Saat itu, aku pernah meminta pada semesta untuk memberikan kita waktu lebih lama dari kata selamanya.

Pada pertemuan kita di kedai kopi hari itu, aku tidak menyesal karna waktu yang singkat untuk cerita kita. Tapi aku berterimakasih pada semesta, karna mempertemukan kita pada satu titik temu yang sama diantara ribuan manusia di dunia, padahal banyak titik temu lainnya tapi akulah yang paling beruntung saat itu. Dan sekarang aku sudah selesai, mengantarkanmu pada seseorang yang menjadi alasan bahagiamu selanjutnya. Yang dimana tidak lagi aku orangnya.

Aku pamit pulang ya, terimakasih sudah mengajariku banyak hal, terimakasih sudah menemaniku melalui perjalanan hidup yang kadang terasa melelahkan bila ku tempuh sendirian, terimakasih sudah menemani dan memahami luka, duka, kelam dan rumitnya aku, terimakasih untuk kesempatan, waktu, cerita, argumen, yang sudah mau kamu bagi denganku dan juga luka-luka yang harus kuobati lagi sendirian karna ulahmu.

Tapi terimakasih juga, karna ternyata aku pernah begitu bahagia denganmu. Ini surat terakhir dari aku, yang akan kamu baca. Karna setelah ini, akan kupenuhi permintaanmu untuk mencari bahagiaku yang lain. Jaga kesehatan dan hiduplah dengan baik, semoga dia mampu menjaga dan menemanimu jauh lebih baik daripada aku.

Komentar