Terimakasih Ya

Halo kamu, 

Ini adalah sebuah pesan yang akan kamu baca dari aku.

Mengawali ini, aku akan berterimakasih. 

Terimakasih untuk, semua kebaikan yang pernah kamu lakukan untukku. 

Terimakasih untuk, kebahagiaan yang sempat kita ciptakan.

Dan terimakasih untuk, hadir dan menemaniku dalam beberapa waktu, juga membuatku belajar lagi dari kepergiaanmu.

Selanjutnya adalah, kuucapkan permintaan maaf.

Maaf untuk, hal bodoh yang pernah kita lakukan.

Maaf untuk, sakit dan tangis yang sempat aku berikan.

Maaf untuk, sering merepotkanmu saat kita masih bersama.

Dan maaf, karna aku akhirnya memilih menyerah dan kalah pada keegoisanmu. 

Ada begitu banyak malam, yang kuhabiskan untuk menangis dan berulang kali bertanya akan jawaban dari hal yang terjadi.

Mengapa kamu rusak kepercayaanku?

Apa yang aku engga bisa kasih ke kamu, sehingga kamu memilih berkhianat?

Tidakkah cukup, aku sebagai satu-satunya perempuan yang hidup dalam hatimu?

Tidakkah terbersit, penyesalan dalam dirimu, karna sudah menghancurkan hidup seseorang?

Mengapa, begitu mudahnya kamu membiarkan orang lain masuk dan menggantikanku?

Dan ribuan pertanyaan lain yang tidak cukup untuk ku tuliskan disini, karna hanya bisa dijawab dengan sunyi dan sepi, bersama derasnya air mata yang turun dari sepasang mataku.

Aku yang ingin sekali menjadi rumahmu, menyambut tiap pulangmu. Tapi, kamu dengan tega menghancurkan rumahku.

Aku yang mengajarimu berjalan, tapi dia yang kamu ajak berlari.

Aku yang menemanimu dengan sabar, dan merawat luka-lukamu dengan hati. tapi dia yang kamu perjuangkan setengah mati.

Aku menemanimu, saat tidurmu tidak tenang.

Aku menemanimu, saat kegagalan berulang kali datang.

Aku yang berdiri disana, menggenggam tanganmu. mengajakmu melewati badainya.

Meyakinkanmu bahwa hidup akan baik-baik saja.

Tidakkah kamu mengingatnya?

Aku yang memberimu ribuan kesempatan dan tetap memaafkan untuk kesalahanmu yang berulang. 

Aku yang berusaha memberikan apapun yang aku punya, untuk menyemogakan bahagiamu.

Tidak juga kah kamu melihat itu?

Mampukah dia menenangkan amarah dan gelisahmu?

Mampukah dia mengingat hal yang tidak dan kamu sukai?

Mampukah dia bersabar dengan sibukmu?

Mampukah dia memeluk tangismu? 

Mampukah dia menggenggam tanganmu saat hidup terasa sulit dan menyesakkan?

Mampukah dia mendukung mimpi-mimpimu?

Mampukah dia meluangkan waktunya untuk menemanimu di setiap harinya?

Mampukah dia menggantikanku dan melakukan semua itu untukmu? 

Jawab dalam hatimu saja ya.

Ribuan kali langkahku ingin berbalik dan pergi. tapi, tidak pernah benar-benar kulakukan. berapa banyak maafku yang kamu sia-siakan, tidak juga membuatku berfikir menduakan.

Tapi kamu,

Dengan tega, menghapus aku dari hidupmu.

Menggantikanku dengan orang baru.

Membakar habis semua memori tentangku.

Membiarkanku menenangkan badaiku sendirian,

Dan memilih melepaskan tanganmu saat hidupku tidak baik-baik saja. 

Entah, balas dendam kah ini karna selama bersamaku kamu kesulitan menerima kurangku? atau memang ternyata kamu setega itu dan selama ini hanya berpura-pura?

Jangan datang lagi, meskipun kamu menyesal.

Jangan kembali, meskipun kamu tahu aku masih mencintaimu.

Aku mohon, jangan merusak semua usahaku dalam mengikhlaskan pergimu. Dan membiarkanku menyakiti diriku untuk kedua kalinya.

Pergi, hilang, dan lupakanlah aku. biarkan aku membereskan sisa-sisa yang kau hancurkan. menyatukan semua kembali, meski tidak akan sama lagi.

Penutup surat ini,

Bila nanti, ada seseorang yang menerima pulangmu dengan hati yang tulus, jangan lagi kamu hancurkan rumahnya.

Hiduplah dengan jauh lebih baik, tanpa aku. Semoga luka-lukaku hari ini, tidak ikut menjadi tanggungan yang harus kamu bayar nanti.

surat ini, ditulis oleh perempuan yang pernah sangat mencintaimu meskipun kau porak-porandakkan rumahnya. yang terus berharap akan kepulanganmu, tapi kini dia berhenti dan bangun dari tidur panjangnya, Sampai bertemu lagi ya.



Komentar

  1. Terimakasih sudah berencana yang sebenarnya sangat ingin diwujudkan. namun, sepertinya takdir mungkin berkehendak itu hanya menjadi wacana.

    Maaf kalau aku gk bisa menepati dan menjadi seorang teman yang baik.

    Maaf kalau aku sempat berfikir dan berharap bahwa aku yang termasuk kedalam edisi—"I'm into you"—mu

    BalasHapus

Posting Komentar